Jumat, 24 Desember 2010

Seloka


Seloka ialah semacam pantun empat seuntai, tetapi berirama seperti syair, yaitu a-a-a-a atau bersajak silang.
Contoh:
Ada seekor burung pelatuk
Cari makan di kayu buruk
Tuan umpama ayam pungguk
Segan mencakar rajin mematuk

Gurindam


Gurindam ialah puisi lama yang berbentuk puisi dua seuntai, bersajak terus, yakni a-a. Dalam gurindam, baris pertama adalah syaratnya, sedangkan baris ked ua adalah jawabannya.                                                                              
Gurindam yang paling terkenal dalam kesusastraan In donesia adalah “Gurindam Dua Belas”, karya Raja Ali Haji.
Contoh:
Gurindam Dua Belas Pasal 3
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cipta
Apabila terpelihara kuping
Kabar yang jahat tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat dari pada-Nya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memelihara tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fiil yang tiada senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Disitulah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah pelihara kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi

Syair

Dari segi bahasa kata “syair” berasal dari bahasa Ar ab “syu’ur” yang berarti perasaan. Ada pula ya ng me ngatakan kata “syair” berasal dari kata “syi’r” yang berarti sajak. 

Ciri-ciri syair:

a.     Tiap bait terdiri dari 4 baris
b.     Tiap baris terdiri atas 8 sampai 10 suku kata
c.     Tidak memiliki sampiran dan isi, semua merupakan isi
d.     Berirama akhir a-a-a-a
Contoh Syair:
Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu

Mantra


Mantra adalah sejenis puisi lama yang diyakini mempu nyai daya kegaiban atau kesaktian.
Contoh:
Hai, si gempar alam
Gegap gempita
Jarum besi akan romaku
Ular berbisa akan janggutku
Buaya akan tongkat mulutku
Buaya akan tongkat mulutku
Harimau menderam di pengriku
Gajah mendering bunyi suaraku
Suaraku seperti bunyi halilintar
……………………………………..
(Puisi mantra diatas digunakan untuk membangkit kan keberani an untuk melawan harimau)

Pantun


Pantun dari segi bahasa berarti ibarat, seperti, um pama atau laksana. Pantun merupakan puisi lama yang berasal dari asli Indonesia dan merupakan jenis pui si tertua.

Ciri-Ciri Pantun:
a.            Setiap bait terdiri atas 4 baris
b.            Baris pertama dan kedua berupa sampiran
c.            Baris ketiga dan keempat berupa isi
d.            Pantun bersajak a-b-a-b
e.            Setiap baris pantun terdiri atas 8 – 12 suku kata

Macam-Macam Pantun
Menurut Bentuknya:
Menurut bentuknya, pantun dibedakan menjadi:
a.            Pantun Karmina (pantun Kilat)
Ialah pantun yang tiap-tiap baitnya terdiri dari dua baris dan bersajak terus, yaitu a-a. Dalam pan tun karmina baris pertama merupakan sampiran, ba ris kedua berupa isi.
Contoh :
Ada ubi ada talasnya
Ada budi ada balasnya
Sudah gerahu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan binasa

b.            Pantun Empat Seuntai
Ialah pantun yang tiap-tiap baitnya terdiri dari 4 baris.
Contoh :
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh

c.            Pantun Talibun
Ialah pantun yang tiap-tiap bait terdiri dari 6, 8, 10, 12 baris dan sajaknya bersilang, yaitu (a b c a b c), (a b c d a b c d), (a b c d e a b c d e), (a b c d f a b c d f).
Contoh :
Baru diikat bunga tanjung
Dikembangkan orang atas tumpian
Digulung dengan kain sutra
Baru melihat adik kandung
Hilang nyawa semangat badan
Berguncang iman dalam dada

d.            Pantun Rantai (Pantun Berkait)
Ialah pantun 4 seuntai yang baris kedua dan keem pat dalam suatu bait menjadi baris spertama dan ke tiga dalam bait berikutnya, dan begitu seterusnya.
Contoh:
(1) Tanam melati di rumah-rumah
Ubur-ubur sampiran dua
Kalau mati kita berdua
Satu kubur kita berdua
Ubur-ubur sampiran dua
Tanam melati bersusun tangkai
Satu kubur kita bersama
Kalau boleh bersusun bangkai
(2) Buah ara batang dibantun
Mari dibantun dengan parang
Hai saudara dengarlah pantun
Pantun tidak mengata orang
Mari dibantun dengan parang
Berangan besar di dalam padi
Pantun tidak mengata orang
         Janganlah syak di dalam hati

Macam-Macam Pantun
Menurut Isinya:
Menurut isinya, pantun dibedakan menjadi :
a.            Pantun Anak-Anak
Pantun anak-anak dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)   Pantun Bersuka cita
Contoh:
Lina gemuk membuka kedai
Menjual ember dengan pasu
Bertepuk adikku pandai
Boleh diupah dengan air susu

2)   Pantun Berduka Cita
Contoh:
Lurus jalan ke payahkumbu
Kayu jati bertimbal jalan
Dimana hati tidakkah risau
Ibu mati bapak berjalan

b.            Pantun Orang Muda
Pantun orang muda dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)   Pantun Dagang (Nasib)
Contoh:
Tidak salah bunga lembayung
Salahnya pandan menderita
Tidak salah bunda mengandung
Salahnya badan buruk pinta
2)   Pantun Jenaka
Contoh:
Pohon manggis pohon embancang
Ketiga dengan pohon lulita
Duduk menangis abang pincang
Katanya jalan tidak rata
Liamu purut di tepi rawa
Buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa
Melihat kucing duduk berbedak

c.            Pantun Muda, terdiri dari:
1)   Pantun perkenalan
Contoh:
Burung merpati burung kayangan
Melayang terbang atas angkasa
Bunga melati dalam jambangan
Bolehkah kumbang hinggap di sana

2)   Pantun berkasih-kasihan
Contoh:
Bunga melur cempaka biru
Bunga rampai di dalam puan
Tujuh malam semalam rindu
Belum sampai padamu tuan

3)   Pantun Perceraian
pantun perceraian
  Contoh:
Malam ini merendang jagung
Malam esok merendang jelai
Malam ini kita berkampung
Malam esok kita bercerai

4)   Pantun Beribah Hati
Contoh:
Anak orang ditanjung sari
Duduk bersandar di pantai
Tidak sangka akan begini
Pisah dikandung makan hati
d.Pantun Orang Tua
Pantun ini dibedakan menjadi:
1) pantun nasehat
Contoh:
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Utang emas boleh dibayar
Utang budi dibawa mati

2) pantun adat
Contoh:
Rama-rama si kumbang jati
Khatib Endah pulang berkuda
Patah hilang tumbuh berganti
Pusaka tinggal begitu juga

3) pantun agama
Contoh:
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembanhyang apa gunanya

Wiracarita


Wiracarita adalah cerita yang mengisahkan tentang ke pahlawanan suatu bangsa.

Cerita Berbingkai

Cerita berbingkai adalah sebuah cerita yang didalam nya terdapat cerita lagi.
Contoh: kisah 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman